Sahabat Indonesia yang baik hatinya, saya yakin Anda pasti sering atau setidaknya pernah memakai pensil. Ya pensil, sebuah benda yang sangatfamiliar dalam kehidupan kita, benda sederhana namun dampak penggunaannya bisa tidak sederhana. Namun tahukah Anda bahwa pensil punya nilai-nilai filosofi yang sangat luar biasa, apa saja kelima nilai tersebut? Mari kita bahas di artikel ini.
Suatu sore, nenek sedang menikmati indahnya matahari terbenam bersama salah satu cucunya, sebut saja nama cucu itu Jojo. Sambil memandang indahnya matahari terbenam dari balkon rumahnya sang nenek ngobrol santai dengan sang cucu.
Kebetulan saat itu sang cucu, Jojo sedang asyik mengerjakan soal matematika yang merupakan PR-nya. Jojo mengerjakan PR itu dengan memakai sebuah pensil, pensil itu berwarna biru, dan ada tulisan merek dari pensil tersebut di tengah-tengahnya. Sang nenek berkata:
“kamu sedang menulis apa, Jo?“. “Aku sedang mengerjakan PR Matematika, nek.”
“Ohh begitu ya, pensil kamu bagus, cu.” Ujar sang nenek yang keindahan wajahnya masih tampak sebab ia rutin menjaga kecantikan alaminya sejak muda, keindahan itu makin tampak setelah wajahnya berpendar ketika terkena sinar matahari terbenam. Indah sekali.
Lalu sang nenek melanjutkan pembicaraan, sebab Jojo sudah selesai mengerjakan PR-nya. “Cu, tahukah kamu bahwa pensil ini menyimpan 5 hal luar biasa lho untuk hidup kita.”.
Sang cucu, Jojo pun dengan antusias membalas pernyataan nenek. “Wah.. apa saja itu nek, bisa nenek ceritakan pada saya“.
“Tentu…” jawab sang nenek dengan penuh kasih sayang.
1. Pensil Itu Bisa Melakukan Hal Luar Biasa dengan Bimbingan Tangan yang Memakainya.
“Jo, kamu lihat kan bahwa sebuah pensil bisa menulis apa saja, tapi tentu saja ia butuh bimbingan dari tangan yang memakainya kan? Tanpa tangan itu, pensil tidak bisa apa-apa kan? Untuk itu selayaknya kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendak-Nya. Dan kamu tidak perlu takut menjalani hidup ini sebab, ada Tuhan yang selalu siap menolong dan membantu kamu menjadi orang yang lebih baik.”
“Setuju, cu?
2. Pensil Itu Sering Diruncing dan Hasilnya Ia Jadi Tajam dan Semakin Oke.
“Coba nenek tanya, enakan menulis pakai pensil runcing (tajam) atau yang yang tumpul?”
“Yang runcing dong, nek.”. Jawab Jojo dengan penuh kepolosan.
Nah maka dari itu si pensil harus sering diruncing agar ia makin runcing dan enak digunakan. Begitu juga dengan kehidupan kita ini, kita akan sering “diruncing” agar kualitas hidup kita bisa semakin baik lagi.
Diruncing itu terkadang bisa sakit, jadi jangan heran ya cu kalau nanti seiring waktu kamu akan menerima beberapa rasa sakit, entah itu ketika kamu gagal, ketika kamu putus cinta, ketika kamu melakukan salah, dan banyak lagi. Tapi yakinlah bahwa ada “tangan tadi”. Si tangan pasti tahu yang terbaik untuk kamu, tangan itu tidak akan membuatmu menderita sebab tujuan-Nya adalah menjadikan kamu lebih oke dan mantap tadi .
3. Kadang-Kadang Tulisan si Pensil Harus Dihapus.
“Kadang-kadang ketika Jojo menulis, pasti pernah salah kan?” Tanya sang nenek. Nah Jojo harus menghapus tulisan itu, bukan? Begitu pula dengan pensil.
Nah kehidupan kita juga begitu, cu. Kita kadang-kadang pasti pernah salah, entah itu salah bicara, salah makan, salah tindakan dan banyak lagi. Jojo tidak perlu takut salah, sebab dari salah tersebut Jojo bisa banyak belajar agar jadi lebih baik.
Tapi ingat ya Jo, jangan salah di kesalahan yang sama. Belajar dari sana, cu.
Akan tetapi, cu. Karena baiknya “si tangan” yang memakai pensil tadi, kesalahan penulisan pensil itu bisa selalu dihapus. Dihapus di sini dalam artian dihilangkan untuk selanjutnya diperbaiki. Jadi kita di hidup ini selalu punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan. Jadi damailah dalam hidup ini kalau kita berbuat baik.
4. Lebih Penting Bagian Dalam Pensil.
Cu, tahukah kamu bahwa bagian paling penting dari sebatang pensil itu adalah bagian inti (bagian dalamnya). Batangan pensil itu lebih penting dari kayu yang ada di luarnya. Tanpa batangan itu, sebuah pensil tidak bisa menulis.
Nah demikian pula dengan hidup kita ini, cu. Pesona dari dalam diri kita itu haruslah sebagus mungkin. Mungkin orang bisa bagus di luar (penampilannya), tapi barangkali keindahan jiwanya tak sebagus atau secantik penampilan luarnya.
Untuk itu, Jojo jangan mudah tertipu oleh pesona luar ya.
5. Tulisan si Pensil Selalu Menimbulkan Bekas.
Pensil itu ya Jo, biarpun tulisannya sudah dihapus tetap aja ada bekas coretan di kertas. Jadi begitu juga hidup ini, Jo. Biarpun kamu sudah memperbaiki keslahan yang sudah terjadi, Jojo tetaplah harus belaku santun dan penuh hormat kepada siapa saja. Sebab perilaku dan tindakan-tindakan Jojo selalu membekas di hati setiap orang yang berjumpa dengan Jojo. Mudah-mudahan jika yang membekas adalah sesuatu yang positif, maka makin banyak orang yang suka, hormat dan menghargai Jojo.
“Nah Jojo, bagaimana? Kamu mengerti kan.” Tanya nenek dengan penuh kasih, suasana sore itu benar-benar indah. Terlihat beberapa meter dari tempat duduk sang nenek, ada kakek yang lagi mengambil foto matahari terbenam.
Nenek doakan Jojo bisa memahami dan menerapkan semua filosofi pensil tadi.
Sumber
Suatu sore, nenek sedang menikmati indahnya matahari terbenam bersama salah satu cucunya, sebut saja nama cucu itu Jojo. Sambil memandang indahnya matahari terbenam dari balkon rumahnya sang nenek ngobrol santai dengan sang cucu.
Kebetulan saat itu sang cucu, Jojo sedang asyik mengerjakan soal matematika yang merupakan PR-nya. Jojo mengerjakan PR itu dengan memakai sebuah pensil, pensil itu berwarna biru, dan ada tulisan merek dari pensil tersebut di tengah-tengahnya. Sang nenek berkata:
“kamu sedang menulis apa, Jo?“. “Aku sedang mengerjakan PR Matematika, nek.”
“Ohh begitu ya, pensil kamu bagus, cu.” Ujar sang nenek yang keindahan wajahnya masih tampak sebab ia rutin menjaga kecantikan alaminya sejak muda, keindahan itu makin tampak setelah wajahnya berpendar ketika terkena sinar matahari terbenam. Indah sekali.
Lalu sang nenek melanjutkan pembicaraan, sebab Jojo sudah selesai mengerjakan PR-nya. “Cu, tahukah kamu bahwa pensil ini menyimpan 5 hal luar biasa lho untuk hidup kita.”.
Sang cucu, Jojo pun dengan antusias membalas pernyataan nenek. “Wah.. apa saja itu nek, bisa nenek ceritakan pada saya“.
“Tentu…” jawab sang nenek dengan penuh kasih sayang.
1. Pensil Itu Bisa Melakukan Hal Luar Biasa dengan Bimbingan Tangan yang Memakainya.
“Jo, kamu lihat kan bahwa sebuah pensil bisa menulis apa saja, tapi tentu saja ia butuh bimbingan dari tangan yang memakainya kan? Tanpa tangan itu, pensil tidak bisa apa-apa kan? Untuk itu selayaknya kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendak-Nya. Dan kamu tidak perlu takut menjalani hidup ini sebab, ada Tuhan yang selalu siap menolong dan membantu kamu menjadi orang yang lebih baik.”
“Setuju, cu?
2. Pensil Itu Sering Diruncing dan Hasilnya Ia Jadi Tajam dan Semakin Oke.
“Coba nenek tanya, enakan menulis pakai pensil runcing (tajam) atau yang yang tumpul?”
“Yang runcing dong, nek.”. Jawab Jojo dengan penuh kepolosan.
Nah maka dari itu si pensil harus sering diruncing agar ia makin runcing dan enak digunakan. Begitu juga dengan kehidupan kita ini, kita akan sering “diruncing” agar kualitas hidup kita bisa semakin baik lagi.
Diruncing itu terkadang bisa sakit, jadi jangan heran ya cu kalau nanti seiring waktu kamu akan menerima beberapa rasa sakit, entah itu ketika kamu gagal, ketika kamu putus cinta, ketika kamu melakukan salah, dan banyak lagi. Tapi yakinlah bahwa ada “tangan tadi”. Si tangan pasti tahu yang terbaik untuk kamu, tangan itu tidak akan membuatmu menderita sebab tujuan-Nya adalah menjadikan kamu lebih oke dan mantap tadi .
3. Kadang-Kadang Tulisan si Pensil Harus Dihapus.
“Kadang-kadang ketika Jojo menulis, pasti pernah salah kan?” Tanya sang nenek. Nah Jojo harus menghapus tulisan itu, bukan? Begitu pula dengan pensil.
Nah kehidupan kita juga begitu, cu. Kita kadang-kadang pasti pernah salah, entah itu salah bicara, salah makan, salah tindakan dan banyak lagi. Jojo tidak perlu takut salah, sebab dari salah tersebut Jojo bisa banyak belajar agar jadi lebih baik.
Tapi ingat ya Jo, jangan salah di kesalahan yang sama. Belajar dari sana, cu.
Akan tetapi, cu. Karena baiknya “si tangan” yang memakai pensil tadi, kesalahan penulisan pensil itu bisa selalu dihapus. Dihapus di sini dalam artian dihilangkan untuk selanjutnya diperbaiki. Jadi kita di hidup ini selalu punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan. Jadi damailah dalam hidup ini kalau kita berbuat baik.
4. Lebih Penting Bagian Dalam Pensil.
Cu, tahukah kamu bahwa bagian paling penting dari sebatang pensil itu adalah bagian inti (bagian dalamnya). Batangan pensil itu lebih penting dari kayu yang ada di luarnya. Tanpa batangan itu, sebuah pensil tidak bisa menulis.
Nah demikian pula dengan hidup kita ini, cu. Pesona dari dalam diri kita itu haruslah sebagus mungkin. Mungkin orang bisa bagus di luar (penampilannya), tapi barangkali keindahan jiwanya tak sebagus atau secantik penampilan luarnya.
Untuk itu, Jojo jangan mudah tertipu oleh pesona luar ya.
5. Tulisan si Pensil Selalu Menimbulkan Bekas.
Pensil itu ya Jo, biarpun tulisannya sudah dihapus tetap aja ada bekas coretan di kertas. Jadi begitu juga hidup ini, Jo. Biarpun kamu sudah memperbaiki keslahan yang sudah terjadi, Jojo tetaplah harus belaku santun dan penuh hormat kepada siapa saja. Sebab perilaku dan tindakan-tindakan Jojo selalu membekas di hati setiap orang yang berjumpa dengan Jojo. Mudah-mudahan jika yang membekas adalah sesuatu yang positif, maka makin banyak orang yang suka, hormat dan menghargai Jojo.
“Nah Jojo, bagaimana? Kamu mengerti kan.” Tanya nenek dengan penuh kasih, suasana sore itu benar-benar indah. Terlihat beberapa meter dari tempat duduk sang nenek, ada kakek yang lagi mengambil foto matahari terbenam.
Nenek doakan Jojo bisa memahami dan menerapkan semua filosofi pensil tadi.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar