Nelayan AS yang sedang memancing di perairan lepas Florida dihebohkan dengan penangkapan seekor bayi hiu berkepala 2. Penemuan tersebut kemudian diserahkan si nelayan kepada ilmuwan, yang kemudian menerbitkan hasil penelitiannya di Journal of Fish Biology pekan ini.
"Scan MRI hewan menunjukkan benar-benar memiliki 2 kepala. Itu (hasil scan) ada 2 otak yang berbeda, serta 2 hati dan 2 bagian perut. Sisa bagian tubuh lainnya menjadi satu dengan ekor tunggal," kata Michael Wagner, penulis penelitian tersebut yang berasal dari Michigan State University seperti dikutip situs berita News.com.au Rabu (27/3/2013).
Menurut Michael, bayi hiu itu merupakan salah satu dari 6 spesies hiu berkepala dua yang pernah ditemukan. Namun penemuan bayi hiu jenis banteng kali ini merupakan yang pertama kalinya.
Terbentuknya bayi hiu banteng berkepala dua itu, jelas Michael, akibat proses pembuahan yang tak sempurna atau bifurkasi aksial.
"Ketika embrio hiu mulai terpecah menjadi 2 binatang yang terpisah atau kembar, namun prosesnya tidak lengkap (tak sempurna)," paparnya.
Michael juga mengungkapkan kepada Discovery.com, binatang seperti itu biasanya tak hidup lama di alam bebas.
"Hal itu (bayi hiu berkepala dua) memiliki bagian kepala yang sangat berkembang, tetapi memiliki perkembangan bagian tubuh yang sangat terhambat. Bila Anda seorang predator yang perlu bergerak cepat untuk menangkap ikan lain untuk dimangsa, hampir mustahil melakukannya dengan kondisi seperti itu," terang Profesor Michael.
Sumber
"Scan MRI hewan menunjukkan benar-benar memiliki 2 kepala. Itu (hasil scan) ada 2 otak yang berbeda, serta 2 hati dan 2 bagian perut. Sisa bagian tubuh lainnya menjadi satu dengan ekor tunggal," kata Michael Wagner, penulis penelitian tersebut yang berasal dari Michigan State University seperti dikutip situs berita News.com.au Rabu (27/3/2013).
Menurut Michael, bayi hiu itu merupakan salah satu dari 6 spesies hiu berkepala dua yang pernah ditemukan. Namun penemuan bayi hiu jenis banteng kali ini merupakan yang pertama kalinya.
Terbentuknya bayi hiu banteng berkepala dua itu, jelas Michael, akibat proses pembuahan yang tak sempurna atau bifurkasi aksial.
"Ketika embrio hiu mulai terpecah menjadi 2 binatang yang terpisah atau kembar, namun prosesnya tidak lengkap (tak sempurna)," paparnya.
Michael juga mengungkapkan kepada Discovery.com, binatang seperti itu biasanya tak hidup lama di alam bebas.
"Hal itu (bayi hiu berkepala dua) memiliki bagian kepala yang sangat berkembang, tetapi memiliki perkembangan bagian tubuh yang sangat terhambat. Bila Anda seorang predator yang perlu bergerak cepat untuk menangkap ikan lain untuk dimangsa, hampir mustahil melakukannya dengan kondisi seperti itu," terang Profesor Michael.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar