Apakah Anda termasuk orang yang sering mengetik di kantor ? Keseringan menggunakan iPad atau bermain game konsol dalam waktu yang lama?
Anda yang masuk dalam kategori di atas, hendaknya harus berhati-hati. Pasalnya, semua kegiatan tersebut jika dilakukan dalam jangka waktu lama tanpa istirahat bisa menyebabkan terjadinya cedera.
Spesialis Ortopedi RS Premier Bintaro Tangerang, Dr dr Lukman Shebubakar mengatakan seseorang aktif menggunakan tangannya untuk melakukan kegiatan yang sifatnya berulang seperti mengetik namun tidak dilakukan dengan benar dapat menimbulkan repetitive strain injuries (RSI).
"Hal ini mengakibatkan cedera pada jaringan otot-tulang dan syaraf karena kegiatan berulang, getaran,maupun kompresi mekanik," kata Lukman, dalam acara diskusi kupas tuntas menganai Hand Trauma, di RS Premier Bintaro, Tangerang, Jumat (8/2).
Umumnya, sambung Lukman, Repetitive Strain Injury (cedera regangan berulang) disebabkan oleh posisi tangan yang canggung atau tidak nyaman dalam jangka waktu yang lama.
Misalnya, posisi keyboard yang tidak sejajar, sehingga pergelangan tangan harus melengkung, menggunakan mouse dalam waktu yang sangat lama, atau menggunakan joystick konsol dan tidak pernah berisitrahat.
Lukman menjelaskan, gejala awal dari RSI hanyalah rasa nyeri ringan atau kesemutan. Sebenarnya rasa nyeri ini dikarenakan jaringan-jaringan pada tangan telah mengalami kerusakan.
"Jadi ketika kita terus melakukan gerakan tangan yang sama terus menerus tanpa membiarkannya beristirahat, jaringan di tangan, terutama jaringan ikat, akan mengalami perobekan," jelasnya.
Dan yang menjadi masalah lain, jaringan ikat ini merupakan jenis jaringan yang kemampuan pemulihannya kecil. Jadi rasa sakit yang sering muncul setelah lama menggunakan keyboard tanpa istirahat sebenarnya adalah isyarat dari tubuh bahwa dirinya sedang terluka.
Ironisnya, Lukman menegaskan, sebagian besar orang pasti akan mengabaikan rasa sakit ini dan tetap mempertahankan pola penggunaan alat yang salah. Padahal jika dilanjutkan terus menerus RSI bisa menjadi pemicu tendonitis atau sindrom lain yang terkenal, Carpal Tunnel Syndrome.
Sindrom carpal tunnel juga dapat diderita tukang kayu, pemotong daging, pemain piano, montir, dan terkadang mereka yang memiliki hobi main golf atau bersepeda.
Gejala awal dari CTS yaitu kesemutan dan mati rasa pada jari telunjuk, tengah, sebagian jari manis. "Jika sudah parah, gejalanya hingga kehilangan kekuatan tangan dan koordinasi jari, serta rasa sakit merambat sampai ke siku," kata Lukman.
Untuk mendeteksi gejala awal sindrom carpal tunnel cobalah tekuk kedua pergelangan tangan ke arah bawah dengan sudut 90 derajat ke bawah dan menempelkan kedua punggung tangan lalu menggerakkan ujung jari. Jika jari telunjuk, tengah, dan jari manis terasa kesemutan berarti Anda memiliki sindrom ini.
Beberapa obat-obatan bisa diberikan untuk meredakan gejala CTS. Namun gejala ini sebenarnya dapat dihindari dengan mempraktikkan postur dan kebiasaan yang baik pada saat bekerja.
Sering dianggap sepele
Sementara itu, kebanyakan masyarakat Indonesia masih lebih mempercayai dukun patah tulang dibandingkan dengan dokter ortopedi. Hal inilah yang salah dan menyebabkan setiap orang selalu menganggap sepele jika terjadi cedera pada tangan.
"Paradigma ini yang salah dan harius segera dihapuskan. Pasalnya, dukun patah tulang tidak paham kontur tulang dan tindakan yang dilakukan justru nantinya dapat membahayaklan pasien itu sendiri," tambah Lukman.
Menurut Lukman, cedera pada tangan sebaiknya perlu diberikan perawatan serius.Pasalnya, tangan merupakan salah satu organ yang sangat kompleks dan fungsinya pun banyak.
Tangan merupakan salah satu organ yang sangat membantu kerja fisik manusia, seperti memegang, menahan, dan memanipulasi. Selain itu, tangan juga dapat berfungsi untuk membantu mengekspresikan emosi tertentu, seperti marah, sayang, bahagia, dan sebagainya."Hampir setengah area pada otak berfungsi untuk mengendalikan tangan," ujar Lukman.
Sayangnya, fungsi tangan yang sedemikian kompleks, seringkali dianggap sepele saat mengalami cedera. Penanganan sederhana seperti pemberian plester luka atau dipijat saja dianggap sudah mampu menyelesaikan masalah.
"Luka kecil pada tangan jika mengenai saraf akan fatal akibatnya. Bisa terbentuk jaringan parut, bahkan jika parah tangan atau jari yang terluka tidak dapat lagi digerakan," tutur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Penanganan cedera pada tangan intinya meemiliki tahapan yang sama dengan cedera pada organ lainnya. Setelah operasi, pasien dianjurkan untuk mengikuti terapi fisik yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi tangan seperti sedia kala.
Anda yang masuk dalam kategori di atas, hendaknya harus berhati-hati. Pasalnya, semua kegiatan tersebut jika dilakukan dalam jangka waktu lama tanpa istirahat bisa menyebabkan terjadinya cedera.
Spesialis Ortopedi RS Premier Bintaro Tangerang, Dr dr Lukman Shebubakar mengatakan seseorang aktif menggunakan tangannya untuk melakukan kegiatan yang sifatnya berulang seperti mengetik namun tidak dilakukan dengan benar dapat menimbulkan repetitive strain injuries (RSI).
"Hal ini mengakibatkan cedera pada jaringan otot-tulang dan syaraf karena kegiatan berulang, getaran,maupun kompresi mekanik," kata Lukman, dalam acara diskusi kupas tuntas menganai Hand Trauma, di RS Premier Bintaro, Tangerang, Jumat (8/2).
Umumnya, sambung Lukman, Repetitive Strain Injury (cedera regangan berulang) disebabkan oleh posisi tangan yang canggung atau tidak nyaman dalam jangka waktu yang lama.
Misalnya, posisi keyboard yang tidak sejajar, sehingga pergelangan tangan harus melengkung, menggunakan mouse dalam waktu yang sangat lama, atau menggunakan joystick konsol dan tidak pernah berisitrahat.
Lukman menjelaskan, gejala awal dari RSI hanyalah rasa nyeri ringan atau kesemutan. Sebenarnya rasa nyeri ini dikarenakan jaringan-jaringan pada tangan telah mengalami kerusakan.
"Jadi ketika kita terus melakukan gerakan tangan yang sama terus menerus tanpa membiarkannya beristirahat, jaringan di tangan, terutama jaringan ikat, akan mengalami perobekan," jelasnya.
Dan yang menjadi masalah lain, jaringan ikat ini merupakan jenis jaringan yang kemampuan pemulihannya kecil. Jadi rasa sakit yang sering muncul setelah lama menggunakan keyboard tanpa istirahat sebenarnya adalah isyarat dari tubuh bahwa dirinya sedang terluka.
Ironisnya, Lukman menegaskan, sebagian besar orang pasti akan mengabaikan rasa sakit ini dan tetap mempertahankan pola penggunaan alat yang salah. Padahal jika dilanjutkan terus menerus RSI bisa menjadi pemicu tendonitis atau sindrom lain yang terkenal, Carpal Tunnel Syndrome.
Sindrom carpal tunnel juga dapat diderita tukang kayu, pemotong daging, pemain piano, montir, dan terkadang mereka yang memiliki hobi main golf atau bersepeda.
Gejala awal dari CTS yaitu kesemutan dan mati rasa pada jari telunjuk, tengah, sebagian jari manis. "Jika sudah parah, gejalanya hingga kehilangan kekuatan tangan dan koordinasi jari, serta rasa sakit merambat sampai ke siku," kata Lukman.
Untuk mendeteksi gejala awal sindrom carpal tunnel cobalah tekuk kedua pergelangan tangan ke arah bawah dengan sudut 90 derajat ke bawah dan menempelkan kedua punggung tangan lalu menggerakkan ujung jari. Jika jari telunjuk, tengah, dan jari manis terasa kesemutan berarti Anda memiliki sindrom ini.
Beberapa obat-obatan bisa diberikan untuk meredakan gejala CTS. Namun gejala ini sebenarnya dapat dihindari dengan mempraktikkan postur dan kebiasaan yang baik pada saat bekerja.
Sering dianggap sepele
Sementara itu, kebanyakan masyarakat Indonesia masih lebih mempercayai dukun patah tulang dibandingkan dengan dokter ortopedi. Hal inilah yang salah dan menyebabkan setiap orang selalu menganggap sepele jika terjadi cedera pada tangan.
"Paradigma ini yang salah dan harius segera dihapuskan. Pasalnya, dukun patah tulang tidak paham kontur tulang dan tindakan yang dilakukan justru nantinya dapat membahayaklan pasien itu sendiri," tambah Lukman.
Menurut Lukman, cedera pada tangan sebaiknya perlu diberikan perawatan serius.Pasalnya, tangan merupakan salah satu organ yang sangat kompleks dan fungsinya pun banyak.
Tangan merupakan salah satu organ yang sangat membantu kerja fisik manusia, seperti memegang, menahan, dan memanipulasi. Selain itu, tangan juga dapat berfungsi untuk membantu mengekspresikan emosi tertentu, seperti marah, sayang, bahagia, dan sebagainya."Hampir setengah area pada otak berfungsi untuk mengendalikan tangan," ujar Lukman.
Sayangnya, fungsi tangan yang sedemikian kompleks, seringkali dianggap sepele saat mengalami cedera. Penanganan sederhana seperti pemberian plester luka atau dipijat saja dianggap sudah mampu menyelesaikan masalah.
"Luka kecil pada tangan jika mengenai saraf akan fatal akibatnya. Bisa terbentuk jaringan parut, bahkan jika parah tangan atau jari yang terluka tidak dapat lagi digerakan," tutur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Penanganan cedera pada tangan intinya meemiliki tahapan yang sama dengan cedera pada organ lainnya. Setelah operasi, pasien dianjurkan untuk mengikuti terapi fisik yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi tangan seperti sedia kala.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar